hallo kalian, bertemu lagi sama aku. hehe kali ini aku mau ngepost cerita buatan aku, yang waktu itu aku buat karena tugas B.Indonesia.
Pacaran no,taaruf yes.
Sudah setahun aku menuntut
ilmu di sekolah ini,dan ini adalah hari pertama aku masuk dikelas XI, seperti biasa disetiap
sudut sekolah aku memandangi orang-orang yang sedang tertawa, kecewa, bahkan belajar bersama
dengan pacar nya, dan hampir setiap hari aku melihat kejadian seperti ini, di tahun ajaran baru, bahkan hampir semua teman
ku sudah tidak jomblo lagi, tidak seperti ku yang sampai saat ini
tidak pernah merasakan yang namanya pacaran.
Entah kenapa di saat aku
menuju kekantin pasti ada sosok laki-laki tinggi berhidung mancung dan
berkulit sawo mateng, setiap ke kantin aku merasa risih
seakanakan laki-laki
itu ingin menghantamku, matanya yang tajam saat ia melihatku
dan seakanakan penglihatan dia kepadaku sampai mencolok mataku, pandangan dia kepada aku
pun tak pernah ku balas, sesekali aku hanya meliriknya. tapi ku yakin seseorang
laki-laki aneh
itu selalu berpilaku seperti itu kepada ku.
"ukhti! Kenapa bengong? itu uang
kembaliannya" dengan suara lantang temanku mengagetkan ku yg entah kenapa
aku terfikir cowo aneh itu
"ooh iya,maaf bu" kataku kepada ibu kantin
"maka nya jangan mikirin pacarnya mulu neng"
jawabnya ibu kantin kepada ku.
aku tersentak kaget dan membisu saat ibu kantin bicara
seperti itu, ya walaupun itu hanya banyolan untuk ku.
seperti biasa saat aku jajan di kantin aku tidak
pernah yang namanya makan di kantin, dan teman-teman yang akrab dengan ku
juga seperti itu. alhasil aku dan 3 orang teman ku ini selalu kekelas karena
juga kantin dan kelas XI2 hanya berjarak sangat dekat.
Belum sempat aku duduk di
bangku kelas ku, temanku yang bernama Karin berkata kepada ku "ukhti, kamu ngerasa ga sih kalau
akhir-akhir
ini setiap kamu ke kantin ada cowo yg terus memandangi mu dengan tajam" tanya nya cewe mata 4 ini kepada ku dengan heran
"mungkin masalalunya" jawabnya cewe kurus
ini yang bernama ocha, yang selalu frontal dalam berbicara.
Dan belum sempat ku jawab temanku yang
bertahilalat di hidung ini yang ku panggil rika berkata "masa lalu? lah ukhti
mah ga mungkin punya mantan, tampang kaya dia yang jutek banget sama cowo, kan lagi pula dia pernah
cerita kalau dia ga pernah yang namanya pacaran dan dia masih perawan 100%, emang kaya kamu cha yang
udah pernah,,," dan belum sempat
meneruskan pembicaraan ocha langsung berkata
"syuut itu aiib riik" sambil mencubit lengan rika.
Aku hanya menjadi pendengar apa yang
ocha, karin, dan rika katakan, yang padahal aku lah yg
menjadi topik pembicaraan awal perbincangan mereka.
Jam dinding kelas pun sudah pukul
13.14 yang menandakan sekolah negeri yang ku cari untuk ilmu ini sudah akan
membunyikan bel pulang.
Jam menunjukan pukul 13.35
di rumah ku yang emang sudah terbiasa pada pukul kurang lebih seperti itu aku
baru sampai rumah, dan hari ini adalah jadwal aku untuk mengaji di masjid, karena setiap hari kamis
lah jadwal aku mengaji, sedih memang karena cuma seminggu
sekali aku bisa mengaji, ya di karenakan setiap hari senin
sampai rabu bel pulang di sekolah ku berbunyi setelah asar sedangkan jika aku
mengaji di masjid akan tidak sempat waktunya bahkan ketinggalan, karena bentrok dengan
sekolah, alhasil aku mengaji hanya hari kamis tidak hari yang lain. lagi pula jumaat, sabtu dan minggu guru yang
biasa mengajar ngaji ku tidak ada karena beliau mengajar di tempat lain. Guru ngaji ku yang biasa
aku dan teman pengajian aku memanggil dengan sebutan umi, ya selain mama ku, beliau juga merupakan
tempat ceritanya aku jika aku mengalami masalah.
"iya gapapa kamu duluan aja, nanti aku belakangan
pulang sendiri" jawabku kepada teman-teman yang mengajak aku pulang untuk
bersamanya.
"kamu kenapa belum pulang? dari raut wajahnya ada
yang mau di ceritakan kepada umi ya" tanyanya wanita yang
berumur 34 tahun ini kepada ku
dengan spontan aku pun mengangguk.
"yaudah kamu duduk disini ceritakan semuanya kepada
umi" katanya dengan lembut sambil mempersilakan aku untuk duduk di sofa yang biasa di
gunakan untuk mengaji, karena masjid yang aku gunakan untuk mengaji mempunyai ruang
tersendiri yang sengaja di bangun untuk pengajian anak-anak seperti aku ini.
"hm umi aku mau menanyakan tentang cinta kepada
umi, karena saat ini aku merasakan hal yang tidak pernah aku
rasakan sebelumnya. jadi di sekolah aku ada seseorang kaum adam yang selalu
memandangi ku dari kejauhan, ya walaupun dari kejauhan tetapi aku
tetap merasakannya, tatapannya sangat tajam seakan-akan mencolok mata ku ini, dan entah kenapa saat kaum
adam itu memandangi ku jantungku berdegup sangat kencang, badan ku terasa lemas dan
aku menjadi seakan akan salah tingkah jika ia memandangi ku, apakah ini cinta
umi?" tanyaku kepada umi dengan menatap matanya dalam-dalam, dan mempersiapkan telinga
ku untuk mendengarkan amanat beliau.
sambil tertawa kecil umi pun menjawab "itu bukan cinta
melainkan hanya rasa kesukaan mu kepada laki-laki itu, lagi pula kamu belum
pantas dan belum bisa mengerti apa yang namanya cinta, perjalanan kamu masih
panjang, masih banyak yang harus kamu dapatkan di usia seperti mu, mencari ilmu sebanyak
banyaknya dan memikirkan masa depan mu agar kelak kamu menjadi anak yang
berguna. masalah percintaan seperti yang kamu alami saat ini hanya lah nafsu sesaat yang
membuat kamu mendekati perzinaan, ya memang untuk zaman seperti ini hal
itu sudah terbiasa di lakukan seperti usiamu itu, bahkan seusia kamu banyak
yang berani untuk berpacaran bahkan jelas-jelas agama kita melarang nya, dan jika cinta itu mainnya
sudah kehati maka seseorang yang benar-benar mencintai lawan jenis nya dan
padahal belum ada ikatan suci pernikahan maka seseorang itu jika merasakan
sakit hati yang amat dalam dan jika seseorang itu tidak dekat dengan
allah swt maka seseorang itu bisa melalukan hal hal negatif. Untuk kamu sebaiknya jangan
pacaran jika laki-laki itu mendekati kamu dan menembak kamu untuk jadi pacarnya, sebaiknya kamu taarufan
dan jika kelak kamu jodoh dengannya maka kamu akan ditakdirkan untuk jadi
pendamping laki-laki itu" katanya umi kepada ku
dengan lembut.
"tapi aku tidak menyukainya umi. aku hanya merasa aneh dan
bingung dengan perasaan ku"
"oh ya? jika kamu mengatakan tidak suka kepadanya
tetapi dari sorotan mata kamu berbicara bahwa kamu menyukainya" jawabnya
umi sambil tersenyum tipis
"hmm a,,kuu juga bingung padahal sebelumnya
banyak juga yang mendekati aku tetapi aku tidak sampai seperti ini dan karena laki-laki
itu aku jadi mempunyai tambahan pikiran di otak aku umi, namanya dia saja aku tidak
tau tetapi dia selalu ada di memory otak aku dan aku terus selalu
membayanginya" kata ku yang sambil membayangkan dirinya
"iya umi tau apa yang kamu rasakan saat ini, tapi ya tadi itu satu
amanat umi
untuk kamu mending taaruf lalu menikah dari pada pacaran yang hanya cinta di
landaskan kenafsuan" amanat umi yang di
sampaikan kepada ku untuk masalah ini.
Malam semakin
larut tetapi mata
ku tak bisa terpejam, entah ada hal apa yang membuat aku tidak bisa menutup mataku pada malam
ini, jam kecil di kamar aku pun
sudah menunjukkan pukul 22.15, yang biasa nya di pukul tersebut aku
sudah berada di bawah alam sadar ku . tapi entah kenapa di malam ini aku selalu
terfikir oleh laki-laki itu yang aku rasakan hingga saat ini, ia memandangiku . entah
apa yang ada di otaknya tentang diriku, hingga ia memandangi aku
seperti itu. apakah ia mengangggap ku musuh? atau ia menyukai aku? entahlah.
hanya allah yang tau apa isi hati hambanya.
ceritanya kaya gantung ya? hehenanti insya allah deh balik lagi. terimakasih yang sudah mau membanca. ini bukan cerita nyata. ini hanya karangan biasa.
Komentar
Posting Komentar