📚 Al Hubb Lullah
Islam telah mengajarkan tentang cinta dan kasih sayang kepada ummatnya dengan sempurna dan indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari apa arti sesungguhnya cinta itu. Kecintaan kepada Allah (al hubb lullah) merupakan salah satu butir akhlak kepada Allah Ta'ala.
Cinta kepada Allah Ta'ala menempati tingkatan paling utama dan paling pokok bagi seorang muslim. Kedudukan cinta kepada Allah adalah kedudukan cinta paling agung dan paling mulia dalam kehidupan manusia. Kecintaan seorang hamba kepada Allah Ta'ala akan membawa dampak yang sangat agung pula yaitu berupa kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
Allah Ta'ala berfirman:
يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
"… Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya …" (QS. Al-Ma'idah : 54)
Dalam kitab Al-Mahabbah, Imam Al Ghazali mengatakan bahwa cinta kepada Allah adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan ia menempati derajat/level yang tinggi. Allah mencintai mereka dan mereka pula mencintai-Nya.
Perasaan cinta seseorang kepada Allah Ta'ala tidaklah akan bermanfaat jika rasa cinta tersebut hanya ada pada lisannya semata. Sebagai seorang hamba yang mengaku cinta kepada Allah, hendaknya ia membuktikan cintanya dengan perilakunya. Adapun bukti nyata cinta seorang hamba kepada Allah Ta'ala yaitu berupa ketaatan terhadap segala perintah-Nya, ikhlas dalam menjalankan perintah tersebut, dan senantiasa berusaha melaksanakan dengan sebaik mungkin.
Cinta memang identik dengan pengorbanan, bahkan dengan mengorbankan jiwa dan raga sekalipun. Hal ini dibuktikan oleh Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sewaktu ditawari kedudukan mulia oleh pemuka Quraisy asalkan mau berhenti berdakwah. Dengan kobaran cintanya yang menyala-nyala kepada Allah Ta'ala, Rasulullah pun mengabaikan tawaran pemuka Quraisy tersebut.
Allah Ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
"Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah." (QS. Al-Baqarah : 165)
Orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah Ta'ala senantiasa bersungguh-sungguh untuk mentaati Allah, disebabkan kecintaan mereka kepada Allah yang teramat sangat. Bentuk ketaatan manusia kepada Allah Ta'ala dibuktikan pula dengan mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah (Muhammad): 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali 'Imran: 31)
Menurut Iman Al Ghazali, mahluk yang paling bahagia di akhirat adalah mereka yang paling kuat kecintaannya kepada Allah Ta'ala. Beliau pun mengarahkan kita agar membersihkan jiwanya dari akhlak yang tercela. Ketidaktahuan kita kepada Allah Ta'ala menyebabkan perilaku buruk dan akhlak tercela. Untuk itu selayaknya kita selalu memupuk rasa cinta kepada Allah. Kecintaan kita kepada Allah Ta'ala adalah manifestasi akhlaqul karimah yang berorientasi dalam segenap aspek kehidupan.
Wallahualam
★★★★
#GueIslamGueKeren
Komentar
Posting Komentar